Dari banyaknya komponen atau spare part motor ada satu yang tergolong kecil namun punya peran penting. Yup, dia adalah busi. Busi memiliki fungsi untuk membakar campuran udara atau bahan bakar serta membantu untuk melepas panas dari ruang pembakaran. Melihat peran busi yang sangat penting dalam sepeda motor, para pengendara perlu memilih busi yang asli dan berkualitas agar memberikan kinerja maksimal pada sepeda motor.
“Produk terbaik dengan performa maksimal pastinya didukung spare part yang berkualitas, maka Yamaha selalu menggunakan dan juga menyediakan spare part asli Yamaha dengan kualitas yang sudah terstandarisasi. Salah satunya adalah busi. Pemillihan serta penggunaan busi yang tepat dan sesuai standar, dapat memaksimalkan pembakaran di dalam ruang bakar, sehingga akan meningkatkan performa mesin dan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dalam berkendara,” jelas Antonius Widiantoro, selaku Manager Public Relations, YRA, & Community PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg.
Nah, berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih busi, agar performa mesin jadi lebih baik. Pertama soal ukuran, pastikan ukuran busi terutama diameter ulir, panjang ulir dan jangkauan insulator sesuai dengan spesifikasi mesin. Karena jika tidak sesuai maka kemungkinan busi akan longgar, overheat, terkena endapan karbon sehingga pengapian tidak sempurna, dan bahkan bisa merusak piston.
Angka panas busi juga wajib jadi perhatian. Gunakan angka panas busi yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan anda, karena apabila angka panas busi yang dipakai terlalu besar atau busi terlalu dingin, maka akan mengakibatkan pengendapan karbon pada busi anda (carbon fouling). Dan apabila angka yang dipakai terlalu kecil atau busi terlalu panas, maka busi akan mengalami overheat dan mengakibatkan missfire (gagal pengapian).
Angka panas busi akan tertera pada model busi, contohnya pada busi NGK Iridium motor Yamaha dengan kode CR8. C itu merupakan kode ulir 10mm, R artinya busi resistor, dan 8 adalah angka tingkat panas busi. Semakin tinggi angka busi (7,8,9) maka termasuk golongan busi dingin. Sebaliknya, jika semakin rendah angkanya (dibawah 6) maka termasuk golongan busi panas. Busi dingin memiliki insulator pendek yang cepat melepas panas, cocok digunakan pada motor dengan performa tinggi, seperti motor balap. Sedangkan busi panas lebih cepat panas dan lebih lambat dalam melepaskan panas, sehingga cocok digunakan untuk motor sehari-hari.
Penampilan fisik busi juga perlu diperhatikan. Busi dengan kondisi prima punya ciri-ciri fisik diantaranya gasket (ring) sangat sulit dilepas, metal shell lebih mengkilap karena melalui proses chromium plating Cr3, kemudian ulir terminal nut lebih halus dan rapi dan konstruksi ujung elektroda, gap dan penyambungan pada busi sangat rapi. [nus/TA.com]